Sabtu, 02 Agustus 2014

Spider Kaca

 Selain dari segi tampilannya lebih arstistik, aplikasinya juga lebih cepat. Ini dimungkinkan karena karakter kaca mampu mengekspos detil keindahan interior gedung sehingga terlihat dari luar maupun sebaliknya, tampilan eksterior dapat diakses dari dalam. Dengan kata lain sebuah bangunan akan memiliki kemampuan tembus pandang, dari luar dan dalam dengan aplikasi kaca berdimensi besar.

Masalahnya, bagaimana aplikasi kaca-kaca berukuran raksasa yang menguliti bangunan ini, bisa terpasang? Menurut Harly, sebenarnya bukan kacanya yang berukuran besar, karena paling besar ukurannya tak lebih dari 7 meter. Melainkan teknologi pemasangannya yang memungkinkan kaca besar dapat terpasang. Teknologi tersebut dinamakan spider system/fitout  yang mampu mengikat kaca pada setiap sudutnya. Spider system/fitout  dapat mengikat dan menyambungkan empat kaca sekaligus, dan tak terputus tanpa menggunakan frame.

Caranya, empat kaca disambungkan dengan fitting yang berbentuk seperti cakar. And itting ini menempel pada besi baja memanjang yang menjadi konstruksinya. Sedangkan untuk sambungan antarkaca digunakan cara joint glass, yang tidak memerlukan frame. Berbeda dengan cara konvensional, di mana frame difungsikan sebagai rangka kaca.

Spider system ini biasanya diaplikasikan  pada lobi gedung atau tempat strategis lainnya sehingga terlihat lebih terbuka dan lapang. Dus, dengan spider system ukuran kaca tak jadi masalah begitu pun dengan fleksebilitas bentuknya, sehingga memungkinkan desainer dan arsitek untuk membuat bentuk desain dengan berbagai kreasi yang tanpa batas pula.

Gedung besar seperti Mangga Dua Square, Plasa Semanggi, Cibubur Junction, Pondok Indah Mal II pada beberapa bagian telah dilapisi kaca keluaran PT Trimitra Tatagraha. Baru-baru ini proyek Grand Indonesia Shooping Town yang berada di jantung kota Jakarta mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia sebagai gedung dengan lapisan kaca tertinggi ingga 35 meter.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar